top of page

Pertukaran Budaya Dalam Jaringan: Remaja Indonesia Memahami Tiongkok Lewat Media Baru

Oleh : Hendy Yuniarto

Disampaikan Pada Forum Perkembangan Hubungan Antarmasyarakat Tiongkok-Indonesia 2021


Sosial media telah mengubah cara pandang manusia terhadap suatu fenomena peristiwa pada suatu kebudayaan. Media Sosial diartikan sebagai sekelompok aplikasi berbasis Internet yang dibangun di atas fondasi ideologis yang memungkinkan pembuatan dan pertukaran Konten Buatan Pengguna (Kaplan, A & Haenlein, M., 2010). Seiring dengan kemajuan teknologi internet di Indonesia, maka semakin banyak pula penggunanya. Masyarakat Indonesia khususnya generasi milenial dan generasi Z mendapatkan lebih banyak pengetahuan lewat media sosial terkait informasi yang terjadi di dunia daripada lewat kelas sekolah. Generasi muda tersebut dengan cepat mengetahui apa yang sedang terjadi di Amerika dan Tiongkok pada hari ini. Mereka melihat informasi tersebut lewat berbagai macam sosial media.


Kebebasan mengakses media sosial di Indonesia membuat masyarakat Indonesia mendapatkan pengetahuan dari informasi di berbagai negara. Hari ini kita bisa tahu berapa jumlah orang yang terinfeksi virus Covid 19 di Inggris, berapa jumlah orang yang meninggal, mengapa terjadi peningkatan kasus yang sangat cepat, bagaimana rencana pemerintah Inggris menangani Covid 19, bagaimana dampaknya terhadap masyarakat Inggris, dan banyak informasi lainnya.


Media sosial berdampak pada persepsi dan individu dan masyarakat. Penggunaannya yang lebih besar saat ini dapat mengubah cara pandang seseorang dalam memahami sesuatu peristiwa. Mereka saling terhubung dalam dunia yang lebih luas, melintasi jarak yang sangat jauh, serta menghubungkan mereka yang dipisahkan oleh sosial, ekonomi, budaya, politik, agama dan ideologi (Watson, 2016). Media sosial menawarkan sarana untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dan memfasilitasi pembelajaran untuk mengetahui segala hal yang terjadi di manapun. Media sosial membantu kita mengetahui informasi lebih cepat, lebih detail, dan lebih transparan.


Jumlah pengguna sosial media di Indonesia meningkat drastis setelah pandemi covid-19 terjadi. Pada tahun 2021 sebanyak 170 juta jiwa atau 61,8 persen dari total populasi Indonesia adalah pengguna media sosial. Jumlah tersebut naik 10 juta atau 6,3 persen dibandingkan tahun lalu. Pengguna dari umur 16 tahun sampai 64 tahun rata-rata menghabiskan 3 jam untuk mengakses media sosial. Lima sosial media dengan pengguna terbanyak di Indonesia pada tahun 2021 antara lain: Youtube, Whatsapp, Instagram, Facebook, dan Twitter. Youtube adalah media sosial untuk menyaksikan dan berbagi video. Semakin banyak masyarakat Indonesia meninggalkan televisi dan menonton Youtube untuk mendapat berbagai macam informasi.


Semakin banyak media dari berbagai negara memiliki akun di Youtube. Fenomena ini memperlihatkan bahwa media cetak yang beralih ke artikel online ternyata telah bergeser ke berita berbentuk video. Media-media tradisional dan baru dari Tiongkok pun semakin banyak terlihat di Youtube, antara lain: CGTN (中国国际电视台) dengan 2,5 juta subscribers, New China TV (新华社YouTube账号) dengan 1,2 juta subscribers, Global Times (環球時報) dengan 66 ribu subscribers, South China Morning Post (南华早报) dengan 2,5 juta subscribers, China Daily (中國日報) dengan 46 ribu subscriber, Liziqi (李子奇) dengan 16,2 juta subscribers, dan masih banyak media Tiongkok lain di Youtube.

Media-media tersebut memberitakan apa yang terjadi di Tiongkok akhi-akhir ini. Namun konten Liziqi memberikan pengetahuan kepada penonton bagaimana memasak masakan khas Tiongkok, bagaimana membuat kerajinan khas Tiongkok. Dilihat dari jumlah subscribernya, Liziqi menempati urutan pertama dalam daftar media Tiongkok di Youtube. Jika semua subscriber media berita di Tiongkok digabungkan maka belum tentu akan melebihi jumlah subscribers Liziqi. Penonton menyambut dengan baik konten-konten Liziqi karena bersifat unik, alamiah, menyenangkan, dan menenangkan.

Media-media Indonesia pun semakin banyak bermunculan di Youtube. Media Kompas TV memiliki 10,3 juta subscriber, RCTI memiliki 14,2 juta subscriber, Netmediatama memiliki subscriber (7,4 juta subscriber), Berita Satu memiliki 1,9 juta subscriber. Selain media dalam negeri berbahasa Indonesia, juga ada beberapa media luar negeri yang memiliki afiliasi dengan media Indonesia, seperti CNN Indonesia, BBC Indonesia, CNBC Indonesia, dan Vice Indonesia. Media-media ini tidak hanya mengabarkan apa yang terjadi di dalam negeri, melainkan juga berita luar negeri, termasuk berita terbaru di Tiongkok. Berbagai media tersebut memiliki akun di Youtube untuk menyasar para pengguna Youtube yang semakin banyak jumlahnya. Sebanyak 93,8 persen pengguna internet di Indonesia atau setara dengan 159 juta orang mengakses Youtube.


Pengguna platform Youtube tentu adalah generasi yang lebih muda daripada pembaca surat kabar dan penonton televisi. Kebanyakan dari mereka adalah generasi milenial dan generasi Z yang sehari-hari hidup bersama internet. Mereka mendapatkan pengetahuan baru dan memiliki perspektif atas suatu peristiwa di berbagai tempat. Generasi milenial dan Z lebih cepat mendapatkan informasi daripada generasi sebelumnya karena kecakapan teknologi. Lewat Youtube generasi muda Indonesia tentu memiliki perspektif tentang Amerika, Timur Tengah, India, Eropa, bahkan Tiongkok. Artikel singkat ini menyajikan bagaimana generasi muda memiliki perspektif tentang Tiongkok lewat berbagai video di Youtube. Dengan menggunakan teori perspektif dan metode penelitian kualitatif didapatkan hasil bagaimana perspektif generasi muda memahami Tiongkok.


2. Media dan Realitas Sosial


Dalam studi media terdapat kajian yang berfokus pada perspektif penonton pasif yang mengasumsikan bahwa orang pada umumnya adalah “abu-abu, seragam, tanpa wajah, mudah tertipu, dan tidak berdaya melawan kekuatan propagandis” (Biocca, 1988:56). Perspektif ini sering diasosiasikan dengan media massa, terutama diwakili oleh teori kultivasi (cultivation theory) oleh Gerbner (1980), sebagaimana didefinisikan sebagai tontonan televisi memberikan kontribusi independen kepada konsepsi penonton tentang realitas sosial (Gerbner, 2002:47). Meskipun teori kultivasi dikembangkan berdasarkan karakteristik media massa khususnya televisi, namun mengingat media saat ini telah berwujud media sosial online, dapat dikatakan bahwa teori ini juga dapat diterapkan pada media sosial seperti Youtube.


Berdasarkan asumsi tersebut maka teori kultivasi memprediksi bahwa menonton Youtube dapat membentuk ataupun mengubah persepsi seseorang tentang realitas dalam dua cara. Pertama dikenal sebagai 'efek arus utama', yang mana informasi media dapat menumbuhkan perspektif yang homogen di antara masyarakat. Dengan kata lain, semakin banyak orang menerima pesan yang sama dari media, semakin besar kemungkinan itu akan mengesampingkan kepercayaan pribadi mereka. Kedua, disebut sebagai 'efek resonansi', yang mana seseorang akan menggemakan pengalamannya sendiri dengan informasi media, yaitu, semakin dekat kemiripan informasi media dengan pengalamannya sendiri, maka semakin kuat pengaruh media terhadap persepsi mereka tentang realitas.


3. Metode Penelitian


Penelitian singkat ini memanfaatkan metode kualitatif untuk menganalisis data. Data dalam penelitian ini berasal dari 3 akun media di Youtube, yaitu Liziqi, Vice Indonesia, dan Kompas TV. Ketiga media tersebut dipilih karena beberapa alasan. Pertama, ketiga media tersebut berasal dari tiga sumber negara yang berbeda, yaitu Tiongkok, Barat, dan Indonesia. Kedua, media-media tersebut memiliki jumlah penonton dan subscriber yang sangat banyak. Ketiga, media-media tersebut berisi konten yang variatif. Konten Liziqi adalah vlog kehidupan sehari-hari di pedesaan. Ia banyak mengenalkan budaya tradisional Tiongkok. Konten Vice Indonesia adalah video berita dan dokumenter. Konten Kompas TV sebagian besar adalah berita. Dari ketiga media ini tersebut peneliti mengambil beberapa video, yaitu vlog kehidupan sehari-hari Liziqi, berita sosial dan berita teknologi di Tiongkok. Data yang diambil berupa komentar di video tersebut. Pada pengamatan 5 video Liziqi ditemukan banyak komentar berbahasa Indonesia. Sedangkan semua komentar pada video Vice Indonesia dan Kompas TV adalah berbahasa Indonesia. Setelah mengumpulkan data, peneliti melakukan analisis. Dari komentar konten vlog Liziqi, berita dokumenter Vice Indonesia, dan berita dari Kompas TV dapat diketahui bahwa masyarakat Indonesia sangat mengenal Tiongkok. Bahkan dalam beberapa komentar, terlihat bahwa pemahaman masyarakat Indonesia terhadap Tiongkok semakin luas dan mendalam. Banyak dari komentar yang menunjukkan perasaan kaget karena pencapaian yang cepat dalam bidang infrasturktur dan teknologi. Masyarakat Indonesia pun semakin tahu apa yang sedang terjadi di Tiongkok terkait kebijakan pemerintah dan pengaruhnya dalam kehidupan masyarakat. Lewat berita dokumenter Vice Indonesia generasi muda mengetahui bagaimana kehidupan masyarakat di Tiongkok terkait pekerjaan, hubungan sosial, pendidikan, dan ekonomi. Berikut ini adalah pandangan serta respon masyarakat Indonesia terhadap 8 video terkait budaya, sosial, ekonomi, dan teknologi di Tiongkok.


5. Sambutan hangat kepada Liziqi


Dari semua komentar di 5 video Liziqi dapat disimpulkan masyarakat Indonesia tertarik dengan suguhan konten budaya tradisional Tiongkok di pedesaan. Terdapat 4 macam respon, yaitu kagum, mendukung, penasaran, dan membandingkan. Respon kagum ditunjukkan dengan ketertarikan akan situasi pedesaan yang alami, tenang, sejuk, dan indah. Kekaguman beriktunya adalah terkait Liziqi yang bisa melakukan banyak hal, mulai dari membuat masakan tradisional, bertani, berkebun, membuat furnitur, menganyam, dan menjahit. Selain itu, konten Liziqi juga memberikan motivasi bagi penonton Indonesia. Oleh karena itu, banyak komentar yang menganggap bahwa dia adalah perempuan yang hebat. Pandangan seperti ini sangat cocok di kalangan masyarakat tradisional Indonesia karena menganggap perempuan yang dapat melakukan pekerjaan rumah dengan baik adalah ideal.

Respon selanjutnya adalah masyarakat Indonesia mendukung konten Liziqi. Dukungan ini diperlihatkan dalam komentar yang menyampaikan salam dari Indoensia. Mereka menganggap bahwa kontennya membuat perasaan menjadi tenang. Penonton disuguhkan dengan alam yang asri dan makanan yang alami. Mereka beranggapan bahwa hidup sebenarnya dapat lebih mudah dan sederhana. Oleh karena itu, penonton Indonesia sangat mendukung karya kreatif Liziqi. Hal ini menunjukkan sikap positif terhadap budaya tradisional Tiongkok.


Respon penasaran juga banyak ditunjukkan oleh penonton Indonesia. Mereka penasaran mengapa Liziqi tidak membalas komentar, apakah Liziqi tidak bisa berbahasa Inggris. Mereka juga ingin tahu apakah dia selalu makan enak dan satu rumah yang ditempatinya berisi bahan makanan dan perlengkapan yang sangat lengkap. Ketika Liziqi memasak dengan menggunakan kulit semangka, penonton Indonesia merasa heran, apakah kulit semangka memang bisa ditumis. Rasa penasaran ini menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia memiliki rasa ingin tahu terhadap realita yang terjadi di pedesaan. Apakah yang dilakukan Liziqi adalah potret dari kehidupan sehari masyarakat Tiongkok di pedesaan.


Beberapa penonton merasa termotivasi. Mereka memuji konten Liziqi memang bagus dan keren. Ada yang termotivasi ingin membuat rumah dengan suasana yang asri, sejuk, dan damai. Sebagian juga ingin mempelajari bahasa Mandarin. Bagi masyarakat Indonesia konten Liziqi dapat memberi motivasi khususnya bagaimana suasana kehidupan yang asri dapat membuat hati menjadi tenang dan damai. Motivasi ingin mempelajari bahasa Mandarin membuktikan bahwa Liziqi sangat sukses untuk memotivasi masyarakat Indonesia mempelajari tentang Tiongkok.


Penonton melihat terdapat kesamaan dan perbedaan kebiasaan antara Tiongkok dan Indoensia. Ketika Liziqi memasak rebung orang Indonesia mengatakan rebung dalam bahasa Indonesia atau bahasa daerah, menunjukkan bahwa orang Indonesia pun memasak rebung. Hal serupa juga terjadi ketika ia memasak mi dengan sup siput sungai. Meskipun di Indonesia tidak mempunyai masakan yang berjuluk luosifen itu tapi orang Indonesia juga memasak siput sungai. Terkait perbedaan keadaan dua negara, seorang penonton mengomentari bagaimana sebelum musim dingin Liziqi memungut banyak buah untuk dijadikan camilan. Ketika memasuki musim dingin orang Tiongkok akan membuat stok makanan untuk melewati musim dingin, sehingga mereka dikatakan sebagai pekerja keras. Hal seperti ini menunjukkan bahwa orang Indonesia sangat memahami kebiasaan masyarakat Tiongkok.



6. Bersimpati terhadap sistem kerja 996 dan kebijakan 3 anak

Vice Indonesia menyajikan video tentang sistem kerja 996 dan kebijakan 3 anak yang tidak berpengaruh bagi pria dan wanita “sisaan”. Sistem kerja 996 berarti masuk dari jam 9 pagi dan pulang pada jam 9 malam selama 6 hari. Pria dan wanita “sisaan” adalah istilah atau label untuk seseorang yang belum menikah pada usia yang sudah memasuki 30 tahun. Kedua fenomena sosial Hal ini membuat penonton Indonesia bersimpati dan membandingkan dengan keadaaan yang terjadi di Indonesia.


Melihat penerapan sistem kerja 996 membuat penonton menjadi ikut merasa stres. Mereka tidak bisa membayangkan bagaimana perasaan seseorang yang menjalani kehidupan tersebut. Ada yang menceritakan pengalamannya ketika bekerja dari jam 8 pagi sampai dan jam 8 malam. Seseorang menceritakan bagaimana ia pernah bekerja di perusahaan Tiongkok dengan gaji per hari 145 ribu rupiah dari jam 8 pagi sampai 5 sore serta wajib lembur. Akhirnya ia berhenti bekerja dan mencari pekerjaan lainnya. Tidak sedikit yang mengetahui bahwa perusahaan Tiongkok ataupun Korea menerapkan sistem seperti ini di Indonesia. Baginya bekerja keras seperti itu bukanlah jaminan untuk sukses, kecuali bekerja keras untuk usaha sendiri. Senada dengan pernyataan tersebut seseorang lain berpendapat bahwa ia lebih memilih berbisnis daripada kerja kantoran. Di sisi lain, orang Indonesia yang membandingkan keadaan kerja tersebut juga memiliki sifat menerima terhadap keadaan. Mereka merasa bersyukur bahwa banyak orang Indonesia diwarisi rumah, sawah, kebun dan lingkungan masyarakat yang sederhana. Bagi mereka menerima apa adanya dan hidup sederhana adalah bukanlah hal yang buruk.


Respon simpati dan mebandingkan juga dapat ditemukan pada berita tentang kebijakan tiga anak yang tidak berpengaruh bagi pria dan wanita “sisaan”. Mereka memahami bahwa negara maju cenderung akan melambat populasinya karena banyak orang yang sibuk berkarir. Sebagian juga mengerti permasalahan bukan karena tidak ingin menikah, tetapi mahar yang sangat tinggi, sedangkan beban keluarga masih ikut ditanggung juga. Selain itu, biaya untuk pendidikan anak juga sangat tinggi. Jepang, Korea, dan Tiongkok memiliki permasalahan yang sama tentang penurunan jumlah populasi. Kebanyakan penonton Indoensia dapat memahami keadaan seperti ini. Ada yang berpendapat bahwa menikah atau tidak adalah hak masing-masing orang, termasuk mempunyai anak atau tidak.

7. Mengagumi pencapaian teknologi luar angkasa


Berita yang dipilih dari Kompas TV adalah tentang kapal kargo Tianzhou 2 berhasil melakukan penggabungan dengan stasiun luar angkasa Tianhe. Berita ini dipilih untuk mewakili konten tentang perkembangan teknologi Tiongkok. Sebagaian besar respon yang diamati adalah kagum. Mereka cukup kaget dengan pencapaian Tiongkok yang berhasil membangun stasiun luar angkasa. Selain itu, mereka juga mengagumi pencapaian dalam pembuatan alat presisi dan automatisasi tingkat tinggi. Mereka merasa yakin dalam 10 tahun ke depan teknologi Tiongkok akan menyalip Amerika. Ada pula yang menyampaikan satu ungkapan “Kejarlah ilmu sampai ke negeri Tiongkok”. Selain itu, juga ada respon yang membandingkan kapan Indonesia bisa mencapai kemajuan teknologi seperti Tiongkok. Kedua respon tersebut menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia telah melihat pencapaian teknologi Tiongkok di bidang antariksa.


8. Kesimpulan


Dari hasil analisis terhadap komentar dari 8 video di Youtube dapat disimpulkan bahwa hampir seluruh penonton Indonesia yang didominasi generasi milenial dan generasi Z sangat mengenal Tiongkok dengan baik. Reaksi serta respon paling positif diberikan kepada seorang vlogger Liziqi yang menampilkan budaya tradisional Tiongkok dalam kehidupan sehari-hari di pedesaan. Terhadap konten Liziqi penonton Indonesia merespon dengan kagum, mendukung, penasaran, termotivasi, dan membandingkan dengan budaya Indonesia. Terhadap media Vice Indonesia tentang sistem kerja 996 dan kebijakan 3 anak ditanggapi dengan simpati dan membandingkan. Meskipun ada yang mengungkapkan pengalaman kerja yang sama namun kebanyakan merasa sistem tersebut tidak sesuai dengan cara kerja di Indonesia. Terkait kebijakan 3 anak mereka memahami bahwa keadaan tersebut dapat dialami oleh masyarakat negara maju. Respon kagum juga disampaikan pada konten kemajuan teknologi antariksa Tiongkok. Mereka pun menginginkan Indonesia akan meraih pencapaian yang sama. Meskipun pandemi telah berlangsung hampir 2 tahun lamanya dan masyarakat Indonesia masih memiliki hambatan dalam merasakan budaya secara langsung, namun lewat media sosial masyarakat Indonesia juga dapat teredukasi serta melakukan pertukaran budaya dengan baik.


Referensi


Biocca, F. A., (1988). Opposing conceptions of the audience: The active and passive hemispheres of mass communication theory. Communication yearbook, 11(648), pp. 51-80.


Gerbner, G. et al. (2002). Growing up with television: Cultivation processes. In: J. Bryant & D. Zillmann, eds. Media effects: Advances in theory and research (2nd ed.). Mahwah, NJ, US: Lawrence Erlbaum Associates Publishers, pp. 43-67.


Kaplan A. & Haenlein M. (2010). Users of the world, unite! The challenges and opportunities of social media. Business Horizons 53, 59-68.


Kemp, Simon. (2021). Digital 2021: Indonesia. Datareportal. https://datareportal.com/reports/digital-2021-indonesia?rq=indonesia


Luthfi, Widhi. (2021). Mantap! Hampir Seluruh Netizen Indonesia Adalah pengguna Youtube. Goodnewsfromindoensia.

https://www.goodnewsfromindonesia.id/2021/07/05/mantap-hampir-seluruh-netizen-indonesia-adalah-pengguna-youtube


Watson, W. (2016). Digital Media and Society Implications in a Hyperconnected Era. World Economic Forum.


#HubunganTiongkokIndonesia #esai #mediasosial #HubunganAntarMasyarakat




6 views0 comments
bottom of page