top of page

Era Pemindaian Wajah

Esai oleh : Hendy Yuniarto

Ilustrasi


Saat virus Covid-19 melanda masyarakat menjalani proses karantina diri selama 3 bulan dengan pengawasan ketat. Setiap keluar masuk komplek apartemen petugas dan sukarelawan memeriksa suhu badan dan mencatat nama dan nomor telepon. Saat mereka berbelanja di supermarket pun penjaga sudah siap memeriksa suhu badan dan mencatat identitas sebelum masuk. Yang cukup menarik perhatian adalah salah satu supermarket besar menaruh mesin pemeriksa suhu dengan memindai wajah. Alat otomatis ini membuat tugas pengawasan semakin efisien. Teknologi pemindaian wajah memang telah familiar ditemui di berbagai tempat. Teknologi pemindaian wajah untuk mengukur suhu tubuh adalah perkembangan dari banyak moda pemindaian wajah yang telah diterapkan beberapa tahun sebelumnya.


Pada bulan Mei tahun 2019 di stasiun metro jalur 1 kota Guiyang, provinsi Guizhou dilakukan percobaan pemindaian wajah untuk akses pembayaran dan masuk peron. Para warga serta wartawan dengan antusias mencoba teknologi yang pertama kali diaplikasikan di stasitun metro tersebut. Kini di beberapa kota masyarakat tidak perlu khawatir jika kartu metro tertinggal di rumah. Memindai wajah untuk pembayaran kereta metro juga telah semakin menggantikan peran kartu dan juga pemindaian ponsel pintar. Namun dari waktu percobaan sampai tahun 2020 tidak banyak perkembangan yang signifikan di kota-kota lainnya. Sepertinya tren pemindaian wajah sebagai akses kereta metro membutuhkan waktu lebih lama untuk menjadi populer di tengah masyarakat.


Tren yang mengubah pemindaian kode bar ke pemindaian wajah diinisiasi oleh Alipay sebagaimana telah jamak digunakan untuk melakukan pembayaran segala barang dan jasa. Bahkan di beberapa negara lain juga menerima pembayaran lewat aplikasi dari grup Alibaba tersebut. Pengguna Alipay yang hampir menyentuh angka 1 miliar pengguna tersebut membuatnya sebagai perusahaan pembayaran mobile terbesar di dunia. Kepraktisan moda pembayaran Alipay mengubah tren serta kebiasaan penggunaan uang fisik menjadi pembayaran dengan cara pemindaian.  Hanya bermodal aplikasi yang tersambung dengan akun bank maka pembayaran dapat dilakukan dengan cepat dan nyaman.


Kepraktisan moda pembayaran sepertinya tak lantas berpuas pada jumlah penggunanya saja. Pada tahun 2017 Alipay meluncurkan cara baru untuk membayar di KFC, yaitu dengan tersenyum saat proses pemindaian. Saat itu, sistem pembayaran wajah hanya tersedia di satu KFC di Hangzhou. Perusahaan di balik teknologi itu, yaitu Ant Financial, anak perusahaan Alibaba, mengatakan bahwa teknologi Smile to Pay memerlukan sekitar satu hingga dua detik pemindaian wajah dengan kamera 3D dan algoritma pendeteksian untuk memeriksa identitas orang yang membayar. Kini teknologi Smile to Pay telah meluas ke beberapa gerai untuk melakukan pembayaran.


Usaha Alipay untuk terus mempopulerkan teknologi ini adalah dengan menurunkan biaya pemasangan untuk pedagang sampai sebesar 80%. Puluhan ribu pedagang di 300 kota di Tiongkok menawarkan mesin pembayaran pemindai wajah. Penerapan Smile to Pay di supermarket pada satu sisi sangat memudahkan transaksi, namun akan lebih lama bagi seseorang yang sedang belajar bagaimana menggunakan teknologi ini. Kemudahan lain  yang dapat dicapai adalah seorang kasir dapat menangani hingga tiga mesin sekaligus, dan membuat efisiensi kasir supermarket telah meningkat 50 persen. Mungkin pada suatu saat kasir tidak perlu hadir untuk melayani pembeli pada transaksi pembayaran.


Setelah kemunculan tren pembayaran tersebut, kini pembayaran juga dapat dilakukan dengan cara pindai wajah. Tiongkok sepertinya semakin terobsesi dengan moda pemindaian wajah. Pada tahun 2017 di kota Nanyang provinsi Henan, sebuah bandara telah memasang sistem check-in dengan sistem pemindaian wajah yang dikembangkan oleh Baidu, operator mesin pencari internet yang dominan di Tiongkok. Sedangkan pada tahun 2018, mesin pemindaian wajah untuk melakukan check-in dan boarding telah meluas di berbagai bandara.


Selain di supermarket dan stasiun, banyak rumah sakit di berbagai kota telah memasang mesin pemindai wajah. Pemindaian wajah dinilai secara efektif mempersingkat waktu antrian pasien dan mengurangi beban para staf rumah sakit. Statistik Alibaba tahun 2019 menunjukkan selama festival belanja atau hari lajang  (11 November) pembayaran melalui pemindaian wajah kini mencapai 60% dari semua transaksi. Perusahaan ini mengatakan bahwa teknologi pemindaian wajah suatu saat akan menggantikan pemindaian kode bar karena ia mendasarkan pada pembayaran  Smile to Pay yang mengalami pertumbuhan pesat.

Sekitar 300 lokasi wisata di Tiongkok telah menerapkan tekonogi pemindaian wajah untuk menerima pengunjung. Banyak klaim yang mengatakan teknologi ini dapat mempersingkat antrian. Namun penggunaan teknologi ini pernah digugat oleh seorang akademisi hukum di kota Hangzhou yang keberatan karena harus dipindai wajahnya ketika memasuki taman favoritnya. 100 juta netizen yang melihat kasus ini telah menjulukinya sebagai pemenang hak-hak konsumen. Netizen lain berseloroh bahwa privasi memang tidak berlaku di negerinya.


Pemindaian wajah juga telah sampai dimanfaatkan di lingkungan kampus. Beberapa universitas telah menerapkan pemindaian wajah sejak tahun 2018. Unviersitas Tsinghua, Peking, dan Remin adalah beberapa universitas yang telah menerapkan teknologi ini pada mahasiswa dan karyawan. Saat seseorang akan masuk gerbang kampus ia harus melewati alat pemindaian wajah. Akan sangat sulit bagi seseorang yang bukan mahasiswa atau karyawan kampus tersebut untuk masuk lingkungan universitas. Nampaknya penggunaan teknologi ini untuk keamanan kampus telah cukup berlebihan daripada hanya untuk absen kehadiran kelas.


Penggunaan teknologi pemindaian wajah telah menjadi kehidupan sehari-hari masyarakat. Dengan jumlah populasi terbesar di dunia sepertinya pemerintah ingin menyatukan data mereka dalam satu wadah yang besar. Satu mata besar untuk mengawasi 2,8 milyar mata nampaknya akan menjadi kenyataan yang tak terelakkan. Seseorang yang baru lahir dan belum mampu melihat dan berpikir pun telah diidentifikasi dengan baik.


Kecanggihan pengenalan wajah juga semakin maju ketika teknologi tersebut dapat mengenali wajah seseorang meskipun tertutup masker atau sebagian dari wajah tertutup. Seseorang yang menyeberang waktu lampu masih merah akan terlihat kamera pengawas dan kesalahannya ditampilkan pada layar besar di hadapannya. Hal ini akan membuat si pelanggar malu di hadapan khalayak pedestrian yang melihatnya.


Dari uang tunai ke kartu bank, lalu beralih ke kode QR, dan kemudian kini beralih ke pemindaian wajah adalah perubahan teknologi yang sangat drastis. Adalah mungkin bahwa di masa depan akan semakin banyak transaksi, pemeriksaan, dan identifikasi lainnya menggunakan teknologi ini. Apakah tren ini akan semakin populer atau akan kehilangan daya tariknya tergantung dari bagaimana teknologi ini dapat melayani dan bagaimana reaksi penggunanya.


Sejauh teknologi ini memberikan rasa nyaman karena lebih efisien maka teknologi ini akan lebih berkembang di masa mendatang. Namun kehadirannya pun harus direstui oleh masyarakat berciri kolektif ini. Masyarakat Tiongkok memiliki karakter yang menilai sesuatu berdasarkan popularitasnya, baik di kehidupan sehari-hari maupun di dunia maya. Jika teknologi ini mendapat popularitas dari banyak orang maka akan semakin mudah untuk semakin meluas penggunaanya. Mungkin suatu saat akan ada alat pemindai wajah untuk meminjam dan mengembalikan buku di perpustakaan. Jika anda melarikan diri karena denda yang menumpuk maka anda akan mudah ditangkap karena kamera pemindai akan dengan mudah menemukan anda di jalanan.

#TeknologiChina #Esai #Facescan #Tiongkok #Cina #Alipay

2 views0 comments
bottom of page